Thursday 10 March 2011

(FF-part 3 of 4- PG+13) What if


komunikasiku dan Young na mulai membaik justru pada saat young na di amerika. Aku menyempatkan bertelepon atau bertemu online dengannya minimal satu kali dalam sehari. Aku benar-benar merasa bersalah padanya. Aku membuatnya melepas cita-citanya menjadi seorang pianis dan kini aku membiarkannya sendiri berjuang di negeri orang. Tanpa omma, appa, aku dan ahjussi. Terkadang bila aku menelponnya, aku bisa mendengar suaranya parau. Aku tau dia baru saja menangis tapi dia hanya berkata ‘disini sangat dingin oppa. Aku berkali-kali kena flu’. Dia berbohong. Tapi disisi lain aku juga mengkhawatirkan hal itu. Dia sangat lemah dari kecil. Sangat berbeda denganku. Makanannya harus sangat diatur karena dia punya banyak sekali alergi. Dan bila aku mengingat hal itu aku semakin mengutuk diriku sendiri.

“yoboseo?ah oppa.. waegereyo?” Young Na mengangkat teleponnya. Aku berniat bertanya tentang namja yang memeluknya tempo hari di bandara.

“Young na, kau punya namja chingu??”

“mwo?” dia agak sedikit kaget.

“anieyo oppa. Aku tidak punya namja chingu saat ini” aku tidak melanjutkan pertanyaanku. Mungkin dia belum benar-benar bercerita semuanya padaku.

3 tahun sudah berlalu. Hari ini adalah hari ulang tahunku. Omma sudah menelpon ku tadi pagi. Semua member tentu saja sudah memberiku ‘surprise’ berupa pengkuncian dikamar mandi yang di pimpin oleh heechul hyung. Ryeowook membuatkan kue tart yang belum sempat aku makan karena schedule yang sangat padat. Hari ini aku harus latihan untuk comeback stage super junior di album ke empatnya seminggu lagi.

Ada dua orang yang belum memberiku ucapan selamat hari ini. Appa dan Young na. aku tidak berharap banyak appa akan menelponku tapi kenapa young na sama sekali belum menelpon.

“mungkin dia sangat sibuk dengan tugas kuliahnya. Dia tidak mungkin lupa”

Super junior latihan di gedung SM entertainment. Dari lantai 2 tempat latihan bisa langsung melihat keadaan luar gedung SM Entertainment. Dan saat ini banyak sekali ELF yang duduk menunggu di sepanjang jalan. Aku melambaikan tanganku pada mereka dari dalam tempat latihan. Mereka berteriak sambil mengangkat balon sappire blue. Aku mendengar mereka mengatakan ‘saengil chukahamnida Lee sungmin’.

aku masih memegang I-phone ku. Aku tidak ingin melewatkan telepon dari Young Na.

~bounce to you bounce~
Ada panggilan masuk. Bukan nomer yang ku kenal. Padahal yang tau nomer telepon ku hanya members super junior, omma dan Young na. nomer telepon di I-phone ku ini memang hanya untuk orang-orang spesialku saja. Tidak mungkin nomerku bocor ke ELF. Lama aku tidak mengangkatnya.

“Hyung.. waegereyo? Teleponmu berbunyi. Apa kau tidak menyadarinya?” Kyuhyun mendekatiku dan melihatku aneh

“Ya! tentu saja aku tau! Pabbo! Tapi aku tidak mengenal nomernya”

“angkat saja hyung..kalo orang iseng, langsung matikan saja” benar kata kyu. Aku mengangkat teleponku dan kaget saat aku pertama kali mendengar suaranya.

“oppa.. kenapa kau lama sekali mengangkat telepon mu?” dia memanggilku oppa. Tapi tidak mungkin. Ini nomer korea, bukan nomer amerika.

“yoboseo?oppa??”

“Lee Young Na??” aku akhirnya berhasil mengeluarkan suaraku

“Ne…oppa.. ini aku Young na.. saengil chukahamnida oppa… sekarang kau sedang latihan ya oppa? Kau terlihat capek”

“eh…ne?terlihat?kau melihat oppa?” aku celingukan melihat sekitar tempat latihan. Young Na tertawa.

“Ya! dimana kau?” aku berteriak yang membuat member super junior yang berada di tempat latihan melihatku sekarang.

“lihat ke luar jendela oppa. Bisa temukan aku dikerumunan ELF ini?” aku memandang keluar jendela. ELF saat ini sangat banyak. Ditambah lagi mereka membawa poster, nama dan balon sapphire blue. Aku mencari sosok Young na tapi aku tetap tidak menemukannya.

“oppa… lihat ke arah jam 2 mu. Sudah melihatku?” aku melihatnya! Ah rambutnya sekarang pendek. Dia benar-benar cantik

“saengil chukahamnida oppa… aku sangat merindukanmu.. bisakah kita bertemu di lobby SM Entertainment?” aku terdiam. Dia mau bertemuku di tempat umum. Dia sudah mau terbuka sekarang.
“oppa.. kau masih disana??oppa?” aku tersadar dari lamunanku

“eh… ne! cepatlah kesini. Oppa menunggumu di lobby” aku menutup teleponku. Tapi baru saja aku membalikan tubuhku aku mendengar decit mobil dan suara teriakan.

Jantungku berdegup cepat. Aku berlari kembali ke jendela dan aku melihat tubuh Young Na tergeletak di jalan dengan berlumuran darah. Tubuhku menegang dan tanpa pikir panjang aku berlari. Pikiranku benar-benar kalut. Aku meyakinkan diriku sendiri itu bukanlah sosok Young Na. aku menerobos kerumunan orang. Aku tidak peduli ELF berteriak karena melihatku tanpa pengawalan bodyguard berada sangat dekat dengan mereka. Aku terus berusaha melihat siapa orang yang tertabrak dan seketika lututku lemas saat melihat tubuh yang sekarang tak bergerak itu adalah Young na.

Aku berlutut memegang tubuhnya. Aku mendekatkan wajahku pada mukanya. Aku merasakan dia masih bernafas. Tenggorakanku tercekat. Aku tidak bisa mengatakan apapun bahkan kata-kata untuk berteriak ‘cepat panggil ambulance’ aku tak bisa.

“Sungmin! Apa yang kau lakukan!! Cepat bawa dia ke mobil!! Heechul sudah ada di dalam mobil! Kita langsung ke rumah sakit” Leeteuk hyung berkata sambil membantuku membawa Young na. keadaan disekitar tempat ini masih sangat penuh sesak. Dan ternyata semua member sekarang sedang berusaha mencarikan jalan untukku dan leeteuk hyung yang sekarang membawa young na.

Aku sampai dimobil dan sekarang tubuh young na ada dipangkuanku. Aku memegang erat telapak tangannya.

“Young na…young na…bangunlah…oppa mohon…young na” aku terus memanggilnya. Sekarang bajuku penuh dengan darah young na. aku merasa darah mengucur dari pelipis kepalanya. Tapi aku tau young na masih hidup.

“young na…ini ulang tahun oppa.. tolong bangunlah… ucapkan selamat ulang tahun pada oppa secara langsung…oppa mohon…” air mataku menetes sekarang. Aku sangat takut hal terburuk menimpa adik satu-satuku ini.

Heechul hyung mengemudikan mobil dengan kecepatan penuh. Aku tidak sempat memikirkan apa-apa lagi. Aku hanya ingin Young na cepat mendapat pertolongan.

“tolong jangan tinggalkan oppa…oppa sangat menyayangimu young na…oppa mohon…” aku mengatakan kata-kata itu tepat di telinganya sesaat sebelum young na dibawa ke ruang gawat darurat.

Aku menunggu didepan ruang operasi. Semua member super junior dan manajer juga ikut menemaniku. Bajuku masih penuh dengan darah segar Young na. aku tidak mempedulikan omongan kyu yang menyuruhku untuk berganti pakaian. Aku tidak ingin meninggalkan tempat ini. Aku benar-benar takut saat aku kembali ketempat ini, aku hanya akan menemui sosok young na yang sudah tidak bernyawa lagi.

“tuhan… aku mohon padamu… jangan ambil dia sekarang…aku mohon…aku belum menjadi oppa yang baik untuknya…aku mohon…”aku terus berdoa. Aku meneteskan air mataku.
“Kau boleh ambil semua milikku. Popularitas, harta, kepintaran…aku tidak membutuhkannya! Aku hanya ingin adikku.. aku mohon…jangan ambil dia…aku masih membutuhkan tawanya…aku masih membutuhkan sosoknya… aku mohon tuhan…” tubuhku gemetar. Saat ini aku hanya bisa berdoa…
2 jam kemudian pintu operasi terbuka. Dokter keluar dan langsung bertanya siapa anggota keluarga pasien.

“dia bisa diselamatkan…tapi…kemungkinan dia akan cacat permanent...” badanku lemas. aku jatuh terduduk. Pertahananku benar-benar runtuh sekarang.

“mengapa harus Young na yang kembali menderita?” aku berlutut masih didepan ruang operasi.

- Lee Young Na POV-

Besok oppa berulang tahun. Aku memutuskan untuk pulang ke korea. Aku ingin memberikan kejutan pada oppa. Aku juga ingin berkenalan secara langsung dengan member super junior yang lain. Aku sering mendengar mereka memanggil-manggil namaku saat oppa sedang menelponku. Aku sudah pernah berbicara dengan donghae oppa, kyuhyun oppa dan eunhyuk oppa. Mereka semua sangat baik. Aku merasa seperti sudah lama mengenal mereka.

Aku langsung menuju gedung SM entertainment. Disana sudah sangat banyak ELF yang menunggu super junior. aku melihat oppa melambaikan tangannya kea rah ELF dari lantai 2 gedung SM entertainment. Oppa sangat keren. Dia bertambah keren untuk persiapan album ke empat super junior ini. Aku ingin tau reaksinya saat melihat aku sudah ada di korea saat ini. Aku menelponnya tapi tidak diangkat. Aku lupa, aku memakai nomer lain. Oppa tidak akan mengangkatnya bila nomernya tidak diketahui. Sesaat sebelum aku ingin mematikan teleponku, oppa menjawab teleponku.
Aku ingin tertawa saat oppa terlihat shock mengetahui aku sudah berada di korea. Mukanya terlihat kebingungan saat mencariku diantara ratusan ELF yang sedang menunggu Super junior didepan kantor SM Entertainment.

Oppa menemukanku. Aku mengatakan akan bertemu oppa di lobby. Aku berlari tanpa memperhatikan dengan betul keadaan jalan pada saat itu. Dalam sekejab aku merasa tubuhku terbentur sesuatu yang berat dan aku merasa tubuhku beradu dengan aspal jalan. Penglihatanku membuyar. Aku hanya mendengar suara dengingan yang memekakan telinga.

Sekarang aku seperti melihat slide-slide kehidupanku. Aku yang diajak main oppa sewaktu kecil karena tidak punya teman. Omma yang memarahi ahjussi karena lupa telah menaruh minyak ikan ke makananku yang membuatku sesak nafas untuk beberapa saat. Appa yang memberikanku hadiah seekor kucing saat ulang tahunku yang ke delapan tahun. Halboji yang mengendongku bila aku sedang menangis dan halmonie yang menyuapiku kimchi setiap aku makan. Aku meneteskan air mataku. Aku merindukan mereka.

“Young Na…” aku merasa seseorang memanggilku

“Halboji…halmonie…”aku memeluk mereka erat. Aku merindukan mereka. Tapi aku merasa tubuh mereka sangat dingin.

“halboji…halmonie…apakah kalian kedinginan?badan kalian sangat dingin..” aku sangat mengkhawatirkan mereka.

“anieyo Young na… kami semua baik-baik saja…apakah kau meerindukan kami? mau ikut halmonie dan halboji ketempat yang lebih indah dan tenang?” aku terdiam. Aku sangat merindukan nenek dan kakekku ini.

“meong…meong…” aku merasakan bulu halus mengelus-ngelus kakiku. Minnie!! Itu kucingku!

“Minnie..aku merindukanmu…jangan tinggalkan aku lagi!! Arra?”aku menggendongnya.

“apa halboji dan halmonie yang selama ini merawat Minnie?” mereka mengangguk.

“apa kau tidak mau merawat Minnie dengan tanganmu sendiri?” halmonie bertanya padaku

“tentu saja aku mau halmonnie” aku memeluk Minnie semakin erat.

“kalau begitu…ayo ikut halmonnie dan halboji…” mereka sudah mengandeng tanganku. Aku masih terdiam ditempatku.

“halmonie..halboji..dimana omma..appa dan oppa?” mereka hanya menjawab dengan senyuman.

“mereka pasti akan menyusul kita nanti…”Halboji memegang pundakku.

“Tapi aku belum mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung pada oppa” aku mendengar seseorang memanggilku. Sepertinya dari tempat sangat jauh karena aku hanya mendengarnya sayup-sayup.

“Oppa!! Itu suara oppa!” aku berteriak girang dan memandang ke arah halboji dan halmonie. Mereka hanya tersenyum.

“Young na…. Lee young na….ini oppa….kau belum mengucapkan selamat ulang tahun pada oppa… kau juga belum memberi oppa hadiah…Young Na… apakah kau mendengar oppa?” suaranya semakin jelas. Aku mendengar setiap kata yang diucapkan oppa. Aku merasakan suara oppa seperti orang yang sangat-sangat sedih.

“halboji..halmonie..tidak bisakah kita pergi bersama oppa?”

“tidak bisa Young na…” Halboji menjawab sambil memegang rambutku.

“aku tidak bisa meninggalkan oppa halboji…aku ingin bertemu dengannya…”

“berarti kau tidak mau ikut halboji, halmoni dan Minnie?” halmonie hampir menangis sekarang.

“aku akan ikut kalian…pasti aku akan ikut kalian…tapi tidak sekarang…biarkan aku mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan suatu kado untuk sungmin oppa..” aku membiarkan Minnie lepas dari tanganku. Aku memandang halboji dan halmonie

“aku pasti akan bersama kalian…tolong tunggu aku…dan tolong rawat Minnie sampai aku benar-benar bisa merawatnya sendiri…”oppa melepaskan tangannya dari pundakku.
-To be continued-

No comments:

Post a Comment

what are you thinking about me???