Tuesday 27 July 2010

He is not a playboy (Part 1)


(ini adalah fans fiction pertamaku yang sudah aku posting di notes FB ku sebelumnya. please enjoy my fans fiction)

Berstatus in relationship dengan seorang bintang memang perlu keteguhan hati yang lebih untuk bisa tetep setia dan percaya.

Rumour bukan hanya datang satu-dua kali, tapi lebih banyak daripada good news yang aku dengar dari mereka,para netizen selama ini. Tapi aku telah memilih untuk menjalani hubungan ini dengan ‘sang bintang’ itu.

Sang bintang yang juga punya nickname ‘playboy’ yang selalu jadi perhatian dan selalu jadi pergunjingan itu adalah Lee donghae. Cowok ter-cakep, ter-keren, ter-kaya, dan masih banyak ‘ter’ yang menjadi title nya. Termasuk terbanyak punya mantan pacar. Bintang yang sekarang menjadi pacarku adalah salah satu member dari boy band hallyu asia ‘Super Junior’.

Aku tak pernah bermimpi untuk bisa menjadi bagian dari dirinya. Jujur saja, seorang Lee donghae memang sangat menarik tapi aku tak pernah menganggapnya sebagai seseorang yang harus selalu dipuja. Bagiku Donghae sama dengan yang lainnya. Dia bisa bahagia, dia bisa marah dan dia bisa jadi melankolis. Aku tak pernah meperlakukannya sebagai seorang bintang. Mungkin di luar sana dia adalah bintang tapi apabila dia berada didekatku itu berarti dia adalah pacarku. Pacar yang sewajarnya.

“chagiya, besok kamu ikut aku ya?”Tanya Donghae via telepon

“Kemana?”

“nonton pacarmu ini perform…”

“dimana?”

“I’ll text you...nanti sehabis aku perform kita bisa sekalian jalan – jalan.Okay?”Donghae sedikit memaksa. Akhirnya aku mengiyakan ajakannya

Donghae berani mengajakku pergi karena semua member telah mengetahui hubungan kita. Termasuk manajer dan artis-artis SM entertainment lainnya. Menyenangkan? Tidak seutuhnya…

Dalam sebulan ini udah berapa kali aku menolak ajakan Donghae. Kali ini biarlah aku Jalan dengannya.

- Donghae POV-

“I’ll text you...nanti sehabis aku perform kita bisa sekalian jalan – jalan.Okay?” aku menutup telepon dan segera mengirim alamat dimana aku akan perform.

Aku tidak pernah menyangka aku bisa berpacaran dengan gadis biasa sepertinya. Yang aku temui di supermarket dekat kantor SM Entertainment. Aku yang waktu itu tergesa-gesa untuk membeli minuman untuk member lain, lupa membawa dompet. Aku menyamar dengan sangat-sangat rapi agar orang-orang disekitarku tidak mengenalku dan aku yakin tidak ada yang mengenalku. Pada saat akan membayar, aku baru sadar dompetku tidak ada disaku kantongku. Mengeluarkan suara bisa menarik perhatian semua orang karena supermarket pada saat itu sedang ramai. Dan gadis itu dengan sopan mengeluarkan dompetnya dan mengatakan ‘oppa, kau lupa membawa dompet ya? untung aku melihatmu masuk ke supermarket ini..’ dia mengeluarkan dompetnya dan membayarkan semua minuman yang aku beli

‘Hansahamnida ahjussi..’ dia mengatakan dengan sopan ke kasir. Dia pergi tanpa mengindahkan aku. Aku masih tidak bisa mengeluarkan suara sampai keluar dari supermarket. Aku berfikir, mungkin saja gadis ini telah mengetahui bahwa aku adalah lee donghae, karena itulah dia bersikap manis. Tapi pada saat aku menghentikan langkahnya

‘cakamanyo..aku belum mengucapkan terimakasih padamu’

‘ani…tidak apa-apa. Aku pernah sepertimu, dan akan sangat malu bila ketauan kita tidak membawa dompet tepat disaat akan membayar. Karena itulah aku tadi langsung bersikap seperti adikmu..ah, mianhae karena memanggilmu oppa tanpa persetujuanmu..’ ucap gadis itu sembari membungkuk 90 derajat.

Saat itu aku sadar, dia tidak mengenalku. Dia benar-benar pure ingin menolongku. Dan pada saat membungkuk, itu membuatku kaget. She has a good manner. Dan rambutnya yang saat itu tergerai benar-benar terlihat halus. Dia sangat manis tanpa make-up sekalipun. Dia terlihat tergesa-gesa dan tanpa membuang waktuku aku menanyakan namanya untuk mengembalikan uang yang telah dipinjamnya. Dia memberikan kartu namanya ‘Park Ha ra’.

Ya, gadis itu yang membuat ku lupa bahwa SM Entertainment punya banyak sekali artis yang sangat di idolakan diluar sana. Aku melupakan bagaimana cantiknya para personil Girls’ Generation dan f(x). dan saat itu pula, aku lupa bahwa aku masih berstatus in relationship dengan Yoona SNSD. Hubunganku tidak berjalan baik selama 3bulan terakhir ini setelah ada rumour tentangnya dan Taecyon 2pm. Bukannya aku tidak mempercayainya,tapi sifatnya yang selalu balik menuduhku yang macam-macam apabila kita berdua sedang membicarakan hubungan kita, membuatku lelah. Selalu saja menyangkut paut kan hubunganku dengan Sunye yang telah kandas. Menuduhku punya feeling dengan beberapa ELF karena jawabanku di UFO yang mengatakan bahwa pacarku adalah ELF.

Memutuskan hubungan dengan Yoona bukan segampang membalikkan telapak tangan. Membuatnya menangis sama dengan membuat ke 8 member SNSD lainnya angkat tangan. Yang paling membuat aku marah tentu saja komentar Jessica.

‘Mwo?kamu berani memutuskan Yoona,oppa? Sudah mendapat yang lebih cantik dari dia??siapa? member dari girl band mana?’

Andai saja dia tidak perempuan dan bukan satu management denganku, sudah aku tamper mulut tajamnya itu.


-Park Ha Ra POV-

Aku menutup teleponku. Mendengar suaranya benar-benar membuatku tenang. Hanya gadis bodoh yang menolaknya. Dan aku adalah pernah menjadi gadis bodoh itu. Sebulan setelah kejadian di supermarket itu, kita rutin mengirim sms satu sama lain. Aku tidak pernah tau dia siapa. Yang aku tau, dia hanya cowok yang kebingungan dikasir karena dompetnya ketinggalan dan aku yang tepat berada dibelakangnya menolongnya dengan membayar semua belanjaannya. Aku hanya memanggilnya oppa seperti apa yang diinginkannya. Tapi pada saat aku bertemu dengannya lagi di sebuah taman, aku tau siapa dia. dia bintang yang sangat terkenal. Dia dancing machine Super Junior yang punya berjuta-juta fans diluar sana. Dan pada saat dia menyatakan cintanya di taman itu, aku menolaknya. Bukan karena aku merasa rendah dan minder. Tapi tidak ada alasan aku harus menerimanya. Tapi donghae sepertinya tidak main-main dengan omongannya. Dia mengatakan bahwa dia akan berubah menjadi orang biasa bila sedang berada dekatku. Dia bukanlah lee donghae si dancing machine. Dia bukan bintang. Dia tidak punya berjuta-juta fans bila sedang berada dekatku. Dia hanya the ordinary donghae bila dia sedang disisi ku.

Aku mencoba mempercayainya. Terus mempercayainya. Rumors tentang dia dengan mantan-mantannya bukan hanya membuat telingaku panas. Tapi hati ini juga harus terus ditenangkan agar pikiranku tidak ikut kalut. Nitizen hanya tau Sunye Wonder girls dan Yoona Snsd hanya sekedar mempunyai kedekatan dengan donghae, tapi aku tau kenyataannya. Mereka adalah mantan pacar donghae. Dan memikirkan Yoona yang berada satu management dengan donghae membuatku agak sedikit pusing.

Aku menepati janjiku pada donghae untuk datang ketempat dimana super junior akan perform. Aku mengerti bahwa hal yang sangat susah bila harus memintanya menjemputku. Kesibukannya benar-benar menyita waktu. Dan syarat dari management nya untuk selalu berhati-hati menjadi alasan susahnya kita bertemu.

Jujur saja, aku paling nggak tertarik dengan keramaian. Bolehlah sekali – kali jalan – jalan, shopping, tapi aku bukan tipe gadis yang harus tiap minggu keluar hanya untuk shopping. Aku lebih senang datang ke tempat – tempat baru ketimbang datang ke mall. Sepertinya Donghae tau akan hobby ku itu.

Pernah Donghae membawaku ke suatu tempat makan yang pemandangannya nya bagus banget. Nyaman dan bener – bener bebas kebisingan kendaraan. Jauh dari keramaian kota. Aku tidak pernah berfikir bahwa ini adalah cara Donghae untuk dapat menarik perhatianku. Hanya saja aku merasa sangat nyaman bila berdua dengannya. Tidak peduli apa label dia, tidak peduli berapa mantannya, asal dia bisa menghargai privacy ku, membuat ku nyaman, dan dia bisa menyayangiku, semua lebel yang ada di Donghae tidak akan aku permasalahkan.

Aku membawa mobil sendiri. Aku sudah siap dengan pakaian yang sangat biasa. Hanya kaos berwarna Biru, vest abu – abu dan jeans. It’s so simple. Aku turun dari mobil dan langsung membaur dengan para ELF yang sudah menunggu didepan panggung. Super Junior menyanyikan lagu barunya No other. Aku sempat berfikir, aku akan berjodoh dengan donghae bila dia bisa menemukanku di antara lautan ELF ini. Pikiran yang bodoh. Tapi pada saat part donghae, kita berdua benar-benar berkontak mata. Donghae benar-benar bisa menemukanku diantara lautan biru itu! Aku shock! Tapi kemudian aku berfikir, mungkin ini hanya kebetulan..benar, ini hanya kebetulan.

Ternyata yang hari ini akan perform bukan hanya Super junior, tapi SNSD juga akan tampil. Lautan biru ini membuat ku susah bernafas. Aku memutuskan untuk pergi dari tempat yang lebih tenang. Backstage terlarang untuk para ELF dan aku yang saat ini berpredikat sebagai ELF memilih untuk tidak mendekati tempat itu. Aku berjalan menuju tempat parker. Disini lebih tenang. Ternyata aku parkir persis disamping mobil Super junior dan SNSD. Aku baru akan menghubungi donghae tapi suara yang tidak asing membuatku mengurungkan niatku.

“kamu park ha ra?yeoja chingu nya donghae oppa?”Tanya seorang cewek berambut pirang padaku. Nada bicaranya ketus. Disamping gadis berambut pirang itu yang biasa dipanggil sica itu, berdiri gadis satu lagi yang juga terlihat angkuh. Dia mantan terakhir donghae. Yoona. Gadis didepanku ini harus diakui cantik, badannya pun sangat perfect. Dan yang membuatnya terlihat lebih sempurna bila berpasangan dengan donghae karena mereka sama-sama dancing machine di grupnya. Aku masih berfikir, apakah donghae gila memutuskan gadis itu? Dan apa bagusnya aku bila dibanding dia?

“Ne.. wegeroyo?”jawabku sopan

“ck…ck….selera donghae sudah berubah rupanya. Sekarang dia suka tipe cewek yang kaya gini?”dia memperhatikanku seakan aku bukanlah manusia

“Mianhae, do you have a problem with me?” kebiasaanku bila sedang sangat marah adalah mengucapkan kata-kata in English.

Itu adalah cewek ke 4 yang bertanya pertanyaan sama selama hampir 3 bulan aku jalan dengan Donghae. Marah pasti, tapi untuk apa dimasukin ke hati? Aku emang beda dengan semua mantan – mantan Donghae.

“chagiya..” seseorang memanggilku tepat disaat aku akan masuk mobil.

“hai….sorry, tadi aku pindah kesini soalnya..”aku tak melanjutkan karena sepertinya Donghae sudah tau jawabannya. Cewek yang tadi aku tinggalkan sekarang berjalan ke arahku. Aku nggak terlalu memperdulikan. Aku lebih memilih mengambil handphone ku dan mulai memencet tombolnya acak.

-Donghae POV-

Aku tak menemukan Ha ra di backstage.

‘apakah dia masih diantara kerumunan ELF? Sekalipun aku menelponnya,dia tidak akan tau karena sangat bising’ pikirku pada saat itu

Saat melewati ruang ganti SNSD aku mendengar coordi- noona sedang memanggil-mangggil Yoona dan Jessica. Dan aku tau, mereka tidak di situ saat itu. Yuri mengatakan pada coordi-noona bahwa Yoona and Jessica sedang kembali ke parkiran untuk mengambil Ipod yoona yang ketinggalan. Waktu yang pas. Aku harus bertemu dengan 2 orang itu lagi dan berkata tegas pada mereka untuk tidak lagi menganggu ku.

Ha ra tidak pernah tau, bahwa Yoona masih selalu menelpon atau sekedar mengirim sms padaku. Aku tidak pernah membalasnya tentu,tapi omongan Jessica selalu membuat telinga panas bila kita bertemu. Aku terkadang bingung, kenapa Jessica selalu ingin tau semuanya. Padahal masalah ada di aku dan yoona, bukan dengan dia.

-Park Ha Ra POV-

“hai donghae oppa…dance mu sangat memukau tadi”sapa Yoona manja

“oh..hai yoona..gumawoyo”jawab donghae tenang.

Donghae memperkenalkan 2 gadis didepanku padaku dan persis seperti adegan di film – film. Sang mantan yang tidak mau berjabat tangan dengan pacar baru dari mantannya.

“sekarang dia pacar oppa?selera oppa udah ganti?”Tanya Jessica sinis

Aku menghentikan pandanganku dari layar handphone.

“aneh banget dandanannya. biasa banget!! Nggak bisa sejajar sama oppa yang sempurna..” Yoona menambahi.

“ah.. dan keliatan minder banget ya kalo deket sama oppa?sampe nggak mau nunggu oppa di backstage? ck….ck….ck….jangan – jangan udah nggak ada yang mau sama oppa ya?sampe harus ngambil stock cewek yang kaya gini?”si Jessica masih tetap nyerocos.

Cukup! Stock? memang aku barang?bisa dijadiin stock?

“ Ya!!!kau!!” aku sudah bersiap untuk mengajukan keberatanku tapi Donghae sudah terlebih dahulu membuka mulutnya.

“Ya!! Sica!! Ada apa denganmu?apa urusanmu hah?” aku merasa tangan donghae menyentuh tanganku dan mulai menggemnya erat. Yoona sepertinya tau hal itu dan terlihat akan menangis.

“sebaiknya kau bawa temanmu ini yang hampir menangis. Make-up kalian bisa luntur kalo menangis” donghae berkata dengan nada yang dipaksakan sangat tenang.

Jessica menahan Yoona. Dia menatapku dengan tatapan sangat hina.

“aku cuma kasihan aja dengan gadis ini!! Dia keliatannya lugu banget, bisa – bisa dia bunuh diri lagi kalo oppa putusin dia…atau jangan – jangan oppa bisa bertahan sampai selama ini dengannya karena gadis ini belum ngasih apa yang oppa minta ya?”

Aku bersiap akan maju untuk membungkam mulut tajam cewek pirang ini.tapi genggaman donghae semakin menguat.

“ah…. Yang aku dengar, dia anak pengusaha terkenal di jepang sana ya? kau tertarik dengan hartanya oppa? Atau dengan tubuhnya?” Jessica melanjutkan kata-katanya.

Jantungku berdegup kencang. Ini sudah kelewatan. Aku tidak bisa menerimanya. Tapi entah kenapa aku hanya bisa terdiam. Seluruh kekuatanku untuk memaki balik Jessica seakan hilang. Aku terlalu shock!!

“Ya!! Jessica!! jaga omonganmu!!!”bentak Donghae sambil menarik tanganku pergi dari tempat itu.

Donghae mengambil kunci mobil dari tanganku dan mulai menyetir dengan kecepatan gila-gilaan. Dan aku hanya bisa terdiam. Aku tidak bisa menangis. Bukan. Aku tak mau menangis didepannya.

-Donghae POV-

Aku menarik paksa Ha ra yang sepertinya terlalu shock mendengar omongan Jessica sehingga tubuhnya memaku tak bergerak. Aku mengutuk diriku sendiri. Mengapa aku tak langsung memberi pelajaran Jessica karena omongannya dan malah pergi dari tempat itu. Pikiranku kalut. Aku tak berani melihat ha ra yang sekarang masih terdiam di sampingku. Kupacu gas mobil dengan kecepatan penuh dan baru sedikit aku turunkan kecepatanku setelah melihat tangan Ha ra yang gemetar.

Aku hentikan mobil dipinggir jalan. Ha ra masih diam. Dia pasti marah hingga tak bisa berkata apapun. Aku menggenggam tangannya yang gemetar.

“chagiya..Gwencanayo?” aku menatapnya tapi pandangannya tetap pada tangannya. Aku ulangi pertanyaanku dan dia tetap diam. Aku tarik tubuhnya kedalam pelukanku. Dia tak membalas pelukanku, tapi itu semakin membuatku menguatkan pelukanku. Aku benar-benar bersalah pada gadis yang sekarang berada di pelukanku ini. Namja chingu macam apa aku yang tidak bisa melindungi yeoja chingunya?? Aku kembali mengutuk diriku.

“mianhae…jongmal mianhae” hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku.

Aku merasa pundakku basah. Dia menangis! Ini pertama kalinya aku melihat dia menangis. Aku tau, dia bukan gadis yang gampang menangis dan sekarang dia menangis karena aku!

Aku lepaskan pelukanku. Kuangkat wajahnya yang sekarang basah karena air mata. Pada saat memegang wajahnya. Dia benar-benar cantik meski tanpa make-up. Tapi yang aku lihat sekarang adalah wajah shock menahan marah. Dia belum berani menatapku sampai akhirnya kata-kata itu keluar dari mulutnya….

- to be continued-