Friday 11 March 2011

(FF--One shot-- PG 15+) Going Crazy


~Kim Hee Ran POV~

“Yoboseo.. Eunhyuk~ah.. igo.. aku mau mem..”

“Ran~ah.. aku harus siaran sekarang. Aku akan menelponmu nanti” panggilan terputus. Aku menatap layar teleponku. Selalu begini.

“nona… mau pesan makanan sekarang?” suara pelayan itu membuyarkan lamuananku.

“aku pesan satu chocollato ice” pelayan itu tersenyum padaku. “dengan sedikit gula, nona?” aku mengangguk. Saat ini aku berada di kafe tempat dulu, entah berapa bulan yang lalu, aku dan eunhyuk sering menghabiskan waktu disela-sela jadwalnya yang padat.

Aku menatap layar TV di kafe ini. Masih berita seputar Jonghyun dan shin se kyung. Aku tersenyum.

“bahkan jonghyun yang baru berumur 20 tahun dan baru 1 bulan berpacaran, berani mempublikasikan hubungannya dengan shin se kyung, tapi monyet itu masih belum berani melakukan hal itu” aku tersenyum miris.

Hampir 3 tahun aku menjalin hubungan dengan salah satu main dancer Super junior itu. Lee Hyuk jae. aku tau, masuk kedunia pribadi super junior berarti harus mau dirahasiakan dan merahasiakan hubungan ini. Hanya keluarga ku yang tau aku menjalin hubungan dengan Eunhyuk. Sekarang orang tuaku berada di Jepang, dan aku benar-benar sendiri bila sedang desperate dengan hubunganku. Dan eunhyuk tidak pernah menyadari hal ini.

“pabbo yeoja!! Mengapa kau sangat mencintai Namja itu? Namja yang hanya punya waktu untukmu 3 jam dalam seminggu. Yang hanya akan mengabari keadaannya bila kau yang menanyakan dan tidak akan bertemu denganmu kecuali kau marah besar padanya” aku merutuk dalam hati.

Benar dugaanku. Eunhyuk tidak menepati janjinya lagi. Menelponku. Jam dikamar apartmentku sudah menunjukan pukul 3 pagi. Dan aku masih menunggu.

“apakah aku benar-benar tidak ada lagi dipikiranmu,hyuk jae?” pipiku basah. Entah sudah berapa sering air mata ini jatuh hanya untuknya. Memikirkannya dengan semua label yang diterimanya, cassanova, playboy, atau apalah itu sudah cukup membuktikan eunhyuk bisa menaklukan 100 wanita sekaligus bila dia mau.

“Aku sangat merindukanmu..pabbo!!” aku mulai terisak. Sungguh, aku sangat mencintainya. Dan sama sekali tidak bertemu dengannya hampir 1 bulan ini membuatku berfikiran gila. Aku sangat merindukannya tapi yang aku rindukan sepertinya sedang menikmati pekerjaannya.



Di depan gedung SM Entertainment…

“kau sudah sangat keterlaluan Lee hyuk jae!” aku membatin emosi. Aku hanya tidur 2 jam tadi malam untuk menunggu telepon darinya. Dan tadi pagi aku berharap setidaknya ada pesan darinya tapi sampai saat ini kata ‘My hyukjae’ tidak tertera di layar teleponku.

Aku naik ke tempat latihan super junior dilantai 2. Dari luar ruangan sudah terdengar dentum lagu. Aku mengurungkan niatku untuk masuk keruangan itu dan memilih untuk menunggu didepan ruangan sampai latihan selesai. Sekali lagi, aku menunggunya padahal saat ini aku dan eunhyuk hanya terpisah sebuah tembok dan pintu.

Setelah menunggu hampir 2 jam, pintu ruang latihan terbuka. Para member sedikit terkejut melihatku. Aku membungkuk menyapa mereka.

“annyeong oppa” aku tersenyum menyapa para member.

“kenapa kau tidak masuk?” Heechul bertanya padaku

“aah.. aku baru saja datang” aku berbohong. Tapi 2 jam menunggu eunhyuk memang hal yang biasa. aku bahkan pernah dibuatnya menunggu hampir 3 jam diacara kencan kami.

“dia masih didalam. Masih ingin berlatih untuk special stage” Sungmin sepertinya bisa mengerti gerak mataku yang daritadi sibuk melihat kearah ruang latihan. Aku tersenyum dan meminta ijin untuk kedalam.

Eunhyuk masih terlihat berkonstrasi pada gerak tarinya dan masih tidak menyadari keberadaanku.

“bahkan diruangan yang penuh kaca ini, kau tidak bisa melihatku?” aku kembali membatin.

“Hee Ran?” Donghae datang dari belakangku. Eunhyuk menghentikan dancenya setelah mendengar namaku.

“annyeong…” aku menyapa sahabat dari kekasihku ini “masih harus berlatihkah? Kalau seperti itu aku keluar dulu saja” aku merasa tidak enak karena 2 main dancer ini sepertinya masih ingin melanjutkan latihannya.

“Anii.. aku sudah ditunggu Nara.. dan sepertinya berlatih dari tadi pagi sudah sangat cukup untuk next performance kita” Deg! Donghae saja masih punya waktu untuk bertemu dengan kekasihnya sedangkan eunhyuk? Aku tidak yakin dia ingat padaku bila sekarang aku tidak menemuinya.

“aku pergi dulu… annyeong…” Donghae menutup pintu latihan dibelakangku.

“masih ingin berlatih?” aku menyindirnya. Dia mematikan music dan mengambil handuk kecilnya kemudian menghampiriku. Bila harus kutumpahkan semua marah ini, aku bisa melakukannya sekarang. Tapi sekali lagi, cintaku masih menggunakan logika. Dan membuat malu makhluk didepanku saat ini bukanlah hal yang membanggakan.

“kita perlu bicara, lee hyuk jae” aku hanya perlu mengatakan itu dan berniat meninggalkannya. Dia tau harus ‘berbicara’ dimana bila dalam situasi seperti ini.

“chakaman… aku akan berganti pakaian. Kita berangkat sama-sama” dia mencekal tanganku. Menahanku.

“jangan bodoh! ELF sedang ada diluar gedung. Kau belum berani mempubikasikan hubungan kita kan?” aku melepaskan cekalan tangannya dan pergi menjauh.

Aku baru berada di taman ini selama 15menit tapi aku sudah mendengar suara mobil yang diparkirkan.

“wow, ini adalah waktu menunggu tercepatku selama aku berpacaran denganmu lee hyuk jae” aku kembali menyindirnya. Aku masih menahan semua emosiku saat ini. Mencoba mencapai akal sehatku untuk tetap mempertahankan hubungan ini.

“Kalau kau masih terus menyindirku, aku akan pulang sekarang Hee ran” dia tak kalah ketus dariku.

“Pulang saja.. bukankah ada aku atau tidak akan sama saja untukmu?” kali ini eunhyuk menatapku tajam. Aku berani menatapnya. Kalau dia masih peka, dia akan menemukan kelelahan di mataku. Tapi sepertinya dia hanya bisa melihat mata seorang kekasih yang sedang marah tanpa alasan.

“Mworago?jangan menambah urusanku dengan kemarahan tanpa sebab mu ini, Hee ran!”

“Gereu!! Aku memang bukan urusanmu lagi lee hyuk jae! duniamu hanya tentang Super junior, elf, sukira, dan berbagai variety show itu! Aku bahkan sangsi kau masih ingat ada aku didunia ini”

“Mwoya ige? Apa yang ingin kau bicarakan?” nada bicaranya mulai meninggi

“tsk! Tidak perlu. Aku tidak ingin merusak mood main dancer super junior yang akan perform sore ini. Terimakasih telah meluangkan waktumu” aku pergi dari hadapannya. Sekuat mungkin menahan air mataku. Eunhyuk kembali mencekal pergelangan tanganku.

“jangan begini Hee ran.. ayo kita bicara” secara mengejutkan, nada suaranya melunak. aku masih memalingkan wajahku dan melepaskan cekalan tangannya.

“besok. Aku akan menunggumu. Terserah kau akan datang atau tidak. Aku akan menunggumu.” Aku bergegas naik ke mobilku. Mengacuhkannya.



~Eunhyuk POV~

Aku rasa badanku sudah hampir remuk dengan semua kegiatan yang padat ini. Dan pagi ini aku harus kembali berlatih untuk special stage disalah satu acara music besok.

“Hyuk Jae.. ayo makan!” ajak Leeteuk hyung setelah hampir 5 jam kami berlatih. Aku menggeleng. Aku rasa lebih baik aku disini. Aku masih belum mantap dengan gerakanku.

“anii.. hyung. Aku akan menyusul kalian setelah ini” mereka meninggalkanku.

“Eunhyuk~ah.. aku titip tas ku sebentar. Aku harus mengangkat telepon ini”

“eeeuumm…” aku kembali menyalakan music dan kembali berlatih.

“Hee~Ran?” aku menghentikan latihanku. Dan aku melihat gadis itu sudah berdiri dipintu. Entah sudah berapa lama. Melihatnya, membuatku teringat, aku berjanji padanya untuk menelponnya tadi malam.

Aku bisa membaca dari matanya. Ada amarah yang terpendam disana. Tapi seorang Hee ran tidak akan menumpahkan semua kesalnya disini. Ditempat umum. Dia ingin berbicara denganku dan aku tau dimana tempat yang ia maksud.

Melihatnya begitu kacau dengan lingkaran panda disekitar matanya yang menandakan dia tidak tidur nyenyak tadi malam, membuatku mengajaknya untuk semobil denganku.

“jangan bodoh! ELF sedang ada diluar gedung. Kau belum berani mempubikasikan hubungan kita kan?” Deg! Aku sudah bisa mulai membaca tanda kemarahannya. Ini pasti tentang hubungan kami.

Aku menemuinya ditempat biasa. Taman dekat apartmentnya. Tidak terlalu ramai. Aku sering bertemu dengannya disini, dulu. Saat aku masih bisa mencari waktu untuk bertemu dengannya. Saat hanya ada tawa disetiap kami bersama. Dan saat terakhir kali dia memanggilku ‘Jagiya’.

Sudah 3 bulan ini aku dan Hee Ran selalu berselisih paham. Entah karena masalah kecil sampai sesuatu yang sudah kami sepakati sebelumnya. Hee Ran seharusnya sudah mengerti aku tidak dapat menemuinya tiap waktu. Aku memang tidak bisa selalu disisinya bila dia membutuhkanku. Bukan karena aku tidak mencintainya. Sungguh, aku sangat mencintainya. Tapi jadwal Super junior dan jadwal kegiatan individuku benar-benar menguras waktu dan tenagaku. Aku memilih untuk tidur bila ada waktu senggang. Bukan karena tidak ingin menemuinya, tapi karena bila aku menemuinya saat fisikku sangat lelah, semuanya akan berakhir dengan marah dan pertengkaran. Dan melihatnya menangis bukanlah sesuatu yang aku inginkan.

“Pulang saja..! bukankah ada aku atau tidak akan sama saja untukmu?” Aku terdiam mendengarnya berkata seakan dia bukan lagi orang special untukku. Aku melihatnya. Aku menyadari ada kelelahan dimatanya tapi saat ini aku dalam keadaan yang sama lelahnya dengannya. Dan berdebat dengannya akan membuat suasana menjadi semakin buruk.

“Besok. Aku akan menunggumu. Terserah kau akan datang atau tidak. Aku akan menunggumu.” Aku membiarkannya pergi. Ini cara paling baik. Bila 2 orang yang tidak dalam mood yang baik bertemu, semuanya akan semakin rumit dan kata-kata yang tidak seharusnya keluar, akan bisa terjadi. Dan aku tidak menginginkannya.

***

~ Hee Ran POV~

Aku menunggunya di café. Sudah siap dengan kemungkinan terburuk, Lee hyuk Jae lupa dengan janji ini dan kembali tidak bisa datang. Aku sengaja hanya memesan satu makanan dan memilih tempat paling nyaman untuk menunggu seseorang yang belum tentu dapat datang.

“Mari kita lihat.. berapa jam aku harus menunggumu di anniversary ke 3 kita, Lee Hyuk Jae” aku tersenyum miris.

1 jam… 2 jam.. 3 jam… dan 5 jam aku sudah menunggunya. Di café ini hanya tinggal aku. Para pelayannya segan untuk memperingatkanku kalau café sebentar lagi akan tutup. Aku sengaja tak menghubunginya. Untuk tau, masih ada kah aku dipikirannya?

“Lee Hyuk Jae… kali ini kau benar-benar keterlaluan” aku sangat marah padanya. Ingin rasanya aku pergi ke dorm super junior dan menyeretnya keluar. Menyelesaikan semuanya!

Aku mengemudikan mobilku di tengah malam dengan kecepatan diatas normal. Mengacuhkan lampu lalu lintas dan hanya berfikir tentang bagaimana aku mehilangkan rasa sakit ini. Aku rasa bila aku matipun, si monyet itu tidak akan tau kecuali dia melihat berita di TV yang memberitakan seseorang telah mati karena kecelakaan dengan nama Kim Hee Ran.

“YAA! MICHOSO?? BERHENTI SEKARANG!” seseorang berteriak padaku dan aku langsung menginjak rem mobilku. Itu suara eunhyuk. Aku melihat disekeliling tempatku berada, dan menyadari itu hanya ilusiku saja.

“bahkan saat aku sangat marah padamu, hanya kau yang ada dipikiranku.. tidak kah kau tau aku sangat membutuhkanmu sekarang?” aku memeluk stir mobilku. Membiarkan air mata ini turun. Terisak. Melepaskan rasa sesak ini. Mengeluarkannya.. sendiri.

“ini anniversary ketiga kita tapi kau sama sekali tidak mengingatnya? Kau keterlaluan lee hyuk jae!?” aku makin terisak. Membayangkan 3 tahun kebersamaanku bersamanya.

Pada 1st anniversary, dia berada didepan apartmentku dengan sebuket bunga dan meluangkan waktunya seharian untuk menemaniku. Di 2nd anniversary, dia memberiku sebuah boneka super besar dan menyuruhku menganggapnya sebagai dirinya bila aku sedang sangat sendiri, tapi ternyata di 3rd anniversary kami, dia benar-benar melupakannya.

“ini ‘hadiah’ yang sangat indah, Lee hyuk jae”

Sinar mentari menerpa kaca mobilku. Aku tertidur disini semalaman. Dan badanku tidak bisa dikatakan baik-baik saja sekarang. Menangis hampir setiap hari dan tidak bisa tidur selama 3 malam membuat wajahku lebih mengerikan dari zombie.

Aku menuju apartmentku. Menggunakan jaket eunhyuk yang tertinggal di mobilku untuk menutupi penampilan hancurku selama memasuki apartment. Aku hanya menunduk lemah dan mengacuhkan tatapan orang-orang.

“Yaa! Kim Hee ran! Kemana saja kau?” aku sudah sampai didepan pintu apartment ku. Dan mendapati sosok pria itu berdiri menggunakan jaket dan melakukan penyamaran. Aku berlalu melewatinya.

“jawab pertanyaanku.. dari mana kau?kau mabuk?” dia mencegahku masuk.

“apa urusanmu?” aku masih mengacuhkannya. Aku mencari kunci didalam tasku tapi tidak menemukannya. Eunhyuk merebut tasku dan membantu mencarinya. Aku berusaha merebut lagi tasku tapi percuma, sekarang dia sudah menemukan kuncinya dan membuka pintu apartmentku.

“aku lelah…” aku akan menutup pintu tapi kali ini eunhyuk benar-benar menahanku.

“aku akan menunggu sampai lelahmu hilang” katanya tenang. aku menatapnya. Dan kali ini aku benar-benar ‘lelah’.

“Lee hyuk jae… KAA!” aku berteriak dan mendorongnya keluar tapi rasa sesak dan lelah ini justru membuat tenagaku menghilang. aku jatuh terduduk. Eunhyuk berlutut didepanku.

“ Demi Tuhan aku membencimu lee hyuk jae” aku menangis. Marahku sudah sampai dipuncaknya dan membuat lidahku kelu untuk berkata dengan nada tinggi padanya. Aku hanya bisa menangis.

“jangan begini Hee Ran… ayo kita bicara” ucapnya lirih.

“bicara? Apa yang ingin kau bicarakan? Mengatakan bahwa hubungan kita berakhir? Aku setujui lee hyuk jae! keluar dari apartment ku, sekarang!” aku menunjuk pintu keluar tanpa menatapnya. Sungguh, ini sangat menyakitkan. 3 tahun dan sekarang harus berakhir.

“KAA!! Jebal…” sekarang aku kehilangan pertahananku.

Eunhyuk memelukku. Aku menolaknya tapi itu semakin membuat Eunhyuk menguatkan pelukannya. Aku menyerah. Aku melampiaskan semuanya dipundaknya. Dan dia masih memelukku. aku melemah dan aku benci keadaan seperti itu. Disaat aku merasa tak bisa hidup tanpanya.

“Jebal… tinggalkan aku sekarang hyuk jae…aku tidak ingin terus menangis karenamu.. aku benar-benar membencimu sekarang..” aku terisak dipelukannya

“Mian… jongmal mianhae Hee Ran..” Nada suaranya bergetar. “tolong jangan katakan kau membenciku.. jangan katakan kau akan meninggalkanku.. demi Tuhan, aku tidak menginginkan hal itu” Eunhyuk melepaskan pelukannya. Sekarang dia menatapku dengan masih memegang pundakku.

“tapi kau sudah keterlaluan hyuk jae!! sungguh… aku” aku tidak menyelesaikan ucapanku. Eunhyuk menciumku.

“Jebal…kau boleh berkata kau marah padaku. Kau boleh mengomel tentang lelahmu. Kau boleh menumpahkan semua marahmu. Tapi tolong, jangan pernah mengatakan kau membenciku. Aku sangat takut kau benar-benar melakukan hal itu Hee Ran” dia menengadahkan mukaku. Memaksaku melihat matanya. Dan sekarang aku melihat air mata eunhyuk yang terbendung. Aku masih melihat cintanya disana.

“Katakan aku harus melakukan apa agar bisa mengganti semua air mata yang selama ini turun, atas semua lelahmu yang menungguku dan atas kesalahan terbesarku karena telah melupakan 3rd anniversary kita… Jebal, jangan menyiksaku dengan melihat air matamu ini..” dia mencium pipiku. Mengusap air mataku.

Aku mundur dan menjauh dari tempatnya berada. Aku memeluk lututku. Menyembunyikan mukaku. Berusaha menenangkan diriku sendiri.

“Apa kau tau aku sakit seminggu yang lalu?” aku mulai membuka mulutku.



~Eunhyuk POV~

“Apa kau tau aku sakit seminggu yang lalu?” aku tersentak dengan ucapannya.

“Mwo..?kau sakit? kau tidak memberi ta..”

“Apa kau tau aku akan sarjana satu minggu lagi?” aku terdiam.

“Apa kau tau aku tersiksa setiap melihat pemberitaan tentang mu? Tentang kau yang punya segudang nomer telepon member girl band?”

“Apa kau menyadari aku hanya bisa berdiri didepan sukira dengan puluhan ELF yang menonton kau siaran setiap malam bila aku merindukanmu?”

“Apa kau tau betapa lelahnya aku setiap menunggumu berjam-jam hanya untuk bertemu denganmu?”

“Kau tau… aku bahkan berfikir, hubunganku denganmu tak ayalnya cinta fans pada artisnya”

DEG! Ini pukulan mematikan untukku. Aku tidak pernah menyadari itu semua. Rasa bersalah ini membuatku tidak lagi bisa mengatakan kata maaf padanya. Aku membeku ditempatku. Benar-benar tidak tau harus berlaku seperti apa pada gadis didepanku ini.

~Hee Ran POV~

“Tapi bodohnya… aku sangat mencintaimu...dan bila ada alat untuk membuat semua tentangmu hilang dalam seketika, aku akan membelinya. Berapapun harganya” aku menatapnya dengan tatapan lelahku

“Lee Hyuk Jae, katakan padaku alasan untukku tetap membiarkanmu ada dipikiranku dan mencegahku membeli alat gila itu.. demi tuhan Ak…” Dia merengkuhku. Menenggelamkanku dalam pelukannya. Aku masih tidak membalas pelukannya. Aku butuh pengakuannya. Tantang semuanya. Tentangnya dan tentang hubungan ini.

“Karena aku sangat mencintaimu dan demi Tuhan, aku tidak akan membiarkanmu melupakanku. Bahkan bila benar ada alat seperti itu, aku akan menghancurkannya sekarang juga.” Aku tersenyum mendengar pengakuannya

“Mianhae… Jongmal mianhae…” dia kembali menunjukan rasa bersalahnya.

“Lalu?apakah hanya itu alasan yang kau punya?” kali ini aku menatapnya tajam tapi eunhyuk hanya tersenyum.

“karena aku tau, cintamu tidak pernah berkurang untukku” dia mengecup bibirku. “dan karena aku yakin, Kim Hee ran adalah seseorang yang akan bersanding di altar suci dengan Lee hyuk jae suatu saat nanti” Dia kembali mengecup bibirku. Aku tersenyum mendengar ucapannya.

“berhenti berkata hal yang membuatku merinding lee hyuk jae” aku beranjak dari tempatku. Eunhyuk yang masih terduduk mencekal tanganku.

“Wae?”

“Kau mau kemana?”

“Kau tidak lihat mukaku sudah seperti zombie? Aku mau mandi dan setelah itu tidur”

“Yaa! Lee hyuk jae! Wae?” dia masih belum melepaskan cengkraman tangannya.

“Anii… Kau masih cantik yeobo, dengan apapun keadaanmu” aku tidak bisa menahan tawaku lagi.

Selesai mandi, aku justru menemukan Eunhyuk tertidur di sofa ruang tv. Aku memperhatikannya. Ternyata dia masih memakai kostum panggungnya. Dan setelah melihat ponsel yang sengaja aku tinggalkan di apartment, ada 135 missed call dan puluhan pesan yang semua darinya. Tanpa sadar aku tersenyum.

“Bounce to you bounce…” Teleponnya berdering. ‘lee teuk Hyung’ tertera dilayar.

“Yoboseo.. aah.. oppa.. Hyuk Jae.. igo.. dia sedang tertidur” aku sedikit risih mengatakannya. Takut teuk oppa berfikiran yang macam-macam.

“aah… syukurlah kalau dia di apartmentmu… dia semalaman mencarimu dan tidak pulang ke dorm. Kami mengkhawatirkannya” aku menatap tak percaya dengan yang baru saja aku dengar.

“Hee ran?? Hee ran? Kau masih disana?”

“nde oppa… ah.. nde.. aku akan mengatakan padanya… nde…” aku tersenyum.

“Hyuk Jae…hyuk jae…” aku berusaha membangunkannya “igo.. Leeteuk oppa menelponmu, Super Junior ada jadwal di KBS kan siang ini? Hyuk..”dia masih tidak bergeming dari tidurnya.

“ aah.. Chagi.. ayo bang..” secara tiba-tiba Eunhyuk menarikku kedalam pelukannya. Menyandarkan kepalaku didadanya.

“Agetta..! akhirnya kau mengatakan panggilan sayang itu lagi. aku sangat rindu dengan panggilan itu, yeobo” aku sudah akan bangun

“kau lelah kan? Tidurlah…”

“Keunde… lee teuk hyung..emmpph” dia membekap mulutku dengan tangannya

“kali ini adalah waktuku bersama kekasihku, dan siapapun dilarang keras mengganggunya” aku menyerah berdebat dengannya. Eunhyuk menggenggam tanganku, masih tetap memelukku. Dan aku tertidur dipelukannya.



Jam 7 malam…

Aku terbangun dari tidurku dan tidak menemukan Eunhyuk disampingku. Disaat kesadaranku belum benar-benar penuh, aku menemukan sebuah kotak kecil berwarna biru dimeja.

Aku membukanya tapi sesuatu yang berkilau dijari manisku benar-benar membuatku tersentak.

Happy 3rd anniversary yeobo…

Mianhae karena tidak bisa memberikan hadiah ini kemarin. Sungguh aku tidak melupakan anniversary kita, tapi jadwal super junior kemarin benar-benar tidak memberiku kesempatan untukku bertemu denganmu. Aku tidak bisa mengirim pesan padamu karena anniversary tidak sepantasnya diucapkan lewat pesan atau lewat telepon.

Kim Hee Ran… Saranghae.. Jongmal saranghae..

PS: kau tidak boleh melepas cincin itu apalagi membuangnya! Arra?

~Your Hyukjae~

*epilog*

Aku berada didepan gedung KBS. Masih dengan ketidak percayaan dengan benda yang melingkar di jari manisku sekarang. Yang ingin aku lakukan sekarang adalah bertemu dengan monyet itu dan berterimakasih padanya.

“Hee Ran..” seseorang menepuk pundakku.

“annyeonghaseo oppa?” aku tersenyum pada manajer super junior ini yang umurnya hanya 2 tahun lebih tua dariku.

“kalian semua janjian untuk bertemu disini?” aku mengikutinya dibelakang

“eh? Kalian?? Siapa oppa?”

“Nara, Seo jin dan Hara sudah lebih dulu datang”

“Jinja? Anii… aku tidak janjian dengan mereka” aku memang tidak berencana dengan kekasih dari Donghae, Sungmin dan Kyu disini.

“annyeong Onnie…” Hara memelukku.

“kau tidak belajar, anak kecil?” aku menyindirnya. Kekasih kyu memang masih pelajar SMA.

“Yaa! Hee Ran.. apa itu yang melingkar dijarimu? Chakaman!! Kau sudah dilamar si monyet itu?” Nara berlari mendekatiku. Merasa semua orang di back stage sedang mememandang ke arahku, aku segera mengklarifikasi semuanya.

“aniii… mana mungkin hyuk jae berani melakukan itu.. lagipula” aku belum selesai meneruskan perkataanku, seseorang merangkul pundakku dari belakang.

“Ya! Kim hee ran, kau meremehkanku?” aku berbalik dan melihat kesumber suara. aku mematung dan aku mendengar member lain tertawa.

“Pabbo yeoja! Kau kan sedang di backstage super junior!!!” aku meratapi kebodohanku yang membicarakan member super junior di kandang mereka sendiri.

“mian…maksudku, kau kan memberikan cincin ini saat ak…” aku membeku. lagi-lagi hyuk jae memberikan gerakan ‘manis’ tiba-tiba. Aku rasa mukaku sangat merah sekarang. Hyuk jae mencium pipiku didepan semua orang. Aku benar-benar membeku sekarang. Tapi sepertinya Hyuk jae menyadari hal itu, karena sekarang aku sudah berada dipelukannya.



Tahun... Jarak... Komunikasi..

apakah semuanya harus tentang ini?



Menjalani hubungan ini memang terkadang menyiksa

saat semua pasangan bisa tertawa-bergandengan tangan mesra

aku tidak pernah bisa melakukannya

tapi bukankah cinta yang lain akan terlihat lebih menggembirakan?



aku telah memilih jalan cerita ini

mencintainya yang dicintai oleh jutaan gadis lainnya



satu hal yang membuatku akan selalu bertahan

dia, telah memilihku

dan aku tau sebagian dari hati dan pikirannya berisi tentang aku...

No comments:

Post a Comment

what are you thinking about me???