Thursday 10 March 2011

(FF-part 2 of 4- PG+13) What if


“jangan korbankan cita-citamu hanya untuk membuat oppa kembali ke rumah ini lagi young na…karena percuma saja..semuanya sudah sangat rumit untuk bisa diselesaikan…”

ini lah point sensitive itu! Aku benar-benar ingin keluarga ini kembali seperti semula. Aku ingin rumah ini hidup lagi dan bukan hanya aku yang hidup di rumah ini. Aku menahan air mataku tapi air mata ini sudah keluar sekarang. Aku menunduk dan menenggelamkan wajahku dibalik tanganku. Aku menahan tangisku agar tak terisak. Aku bukan gadis kecil lagi dan akan sangat memalukan bila harus menangis di depan orang lain sekalipun oppaku sendiri. Tapi air mata ini benar-benar tak bisa dihentikan sekarang. Baru tadi aku sangat-sangat berniat menyatukan keluarga ini tapi sekarang rasanya semua itu sudah sia-sia sebelum benar-benar dimulai. Aku masih sekuat tenaga menahan tangisku agar tak terisak tapi kurasakan tangan oppa memegang bahu kiriku dan menarikku kedalam pelukannya. Pelukan ini sudah lama sekali tidak aku rasakan.

‘Aku benar-benar merindukanmu oppa. Tolong kembalilah…’ Aku benar-benar terisak sekarang.

“hanya ini caraku agar oppa dan appa tidak bertengkar lagi…aku benar-benar sudah kehabisan akal oppa…”lanjutku.. dada ini terasa sakit sekali sekarang. Aku merindukan semuanya..

- Lee Sungmin POV-

Aku meminta ijin pada teukie hyung untuk tidak ikut latihan hari ini. Young na menelpon dan mengatakan appa dan omma akan pulang. Aku benar-benar ingin pulang. Anii..aku bukan hanya ingin pulang tapi aku ingin kembali ke keluarga itu. Keluarga yang seutuhnya.

Aku sampai didepan sebuah rumah. Megah. Sangat megah. Tapi aku tau, sehari-hari hanya ada 1 orang yang masih berusaha membuat suasana di rumah ini hidup. Lee young na. my dongsaeng. Adik perempuanku satu-satunya. Setelah aku pergi dari rumah dia benar-benar sendirian dirumah. Tinggal dengan puluhan pelayan tanpa ada satu anggota keluargapun yang menemaninya. Bila ada yang bertanya kakak macam apa aku ini? Aku benar-benar bukan oppa yang baik untuknya.

Aku masuk kerumah itu dan langsung menuju ruang keluarga yang dulu sangat ramai. Penuh canda tawa. Tapi sekarang hanya berisi foto-foto keluarga yang seakan tidak berharga lagi. Aku mempercepat langkahku agar tak melihat foto itu. Tapi aku tak bisa mengalihkan perhatianku di foto keluarga yang sangat besar yang dibingkai indah ditengah ruangan. Foto saat berlibur di Jepang. Semuanya tertawa bahagia. Tawa itu sangat aku rindukan.

“tuan muda.. Tuan dan nyonya sedang bersantai di ruang keluarga utama” pelayan yang sudah sangat lama bekerja untuk rumah ini. Yang sudah aku dan young na panggil ahjussi. Dia yang menemani young na selama ini. Mungkin saja Young na lebih menganggap ahjussi sebagai keluarganya dibanding aku, omma dan appa.

Appa menyambutku dengan dingin. Tidak ada kata-kata yang menyejukan dan menenangkan pikiranku lagi bila aku dekat dengan appa. Yang ada sekarang hanyalah pertengkaran dan ucapan-ucapan bernada emosi. Aku seperti tidak lagi mengenalnya.

“Sungmin-ah.. duduklah…sudah lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu nak?” aku mendengar nada takut dan lelah di suara omma. Aku tau, omma juga bisa merasakan bara pertengkaran yang masih tetap ada diantara appa dan aku.

“aku baik-baik saja omma.. maafkan aku tadi tidak bisa menjemput di bandara”

“anii.. gwencana…” tidak ada pembicaraan setelah itu. Aku tidak melihat young na. dia pasti di kamarnya.

“mau apa kau kesini? Bukankah grup SUPER JUNIOR mu itu sedang sibuk-sibuknya?” penekanan pada kata super junior benar-benar memperlihatkan kebencian appa.

“tenang saja appa. Aku juga disini karena young na yang meminta pada ku. Aku sebentar lagi akan pulang ke dormitory” aku tersulut emosi

“Ya!! KAU!!SUPER JUNIOR MU ITU BENAR-BENAR SUDAH MERUBAH JALAN PIKIRANMU HAH?!APPA TIDAK HABIS PIKIR! KAU LEBIH MEMILIH MENJADI PENYANYI DAN MELEPASKAN IMPIAN KELUARGA INI AGAR KAU BISA MENJADI PENERUS DARI PERUSAHAN INI!” appa mulai berteriak padaku

“bukan impian keluarga ini. Tapi itu adalah impian appa.” Aku menjawab ketus.

“KAU!” appa tidak melanjutkan ucapannya. Suara gaduh menghentikan pertengkaran ini dan kulihat Young na berlari dari kamarnya di lantai 2. aku sangat rindu padanya. Aku sama-sama hidup di Seoul tapi sangat jarang bertemu dengannya.

Young na secara mengejutkan mengatakan bahwa dia akan melanjutkan kuliahnya di Amerika. Dan pada saat itulah aku mengutuk diriku sendiri. Aku benar-benar membuat semuanya menjadi rumit dan sekarang aku harus rela impian adikku sendiri kandas demi menyelamatkan keluarga ini.

“what if…Oppa bukan member super junior mungkin semuanya tidak akan serumit ini” ucapku lirih pada gadis yang kupeluk saat ini. Tangisnya benar – benar pecah sekarang dan aku merasakan rasa sakit ini semakin menjadi.

Semua member super junior mengenal young na walaupun mereka tidak pernah melihat sosok Young na secara langsung karena memang Young na tidak pernah mau dikenalkan kesiapapun. Sangat berbeda dengan noona dan dongsaeng dari member super junior yang lain. Mereka sangat akrab satu sama lain. Sudah seperti keluarga. Dan parahnya Young Na Aku tak pernah tau alasannya.

Aku menaruh foto young na di kamarku. Dan anggota Super junior hanya berkomentar ‘kau sangat sayang pada adikmu tapi kenapa kalian tidak pernah benar-benar dekat?adikmu benar-benar cantik’ aku pernah sangat dekat dengannya. Walaupun sejak kecil aku dan dia tidak pernah satu sekolahan. Dia tidak pernah mau bersekolah di satu sekolah yang sama denganku. Dia lebih memilih bersekolah disekolah biasa. Kalangan biasa. Dia benar-benar gadis yang sangat manis dan senang tersenyum pada siapapun. Hatinya benar-benar tidak pernah ternoda sedikitpun dari rasa sombong. Dia rela memberikan semua uang tabungannya untuk membantu sebuah panti asuhan yang sudah akan ditutup tanpa bantuan appa. Tapi sikapnya sangat tertutup pada teman-temannya. Bahkan aku tidak pernah melihat ada teman-temannya yang pernah datang ke rumah. Sekali lagi aku tak pernah tau alasannya.

aku berjanji akan menemaninya hari ini. Hari terakhirnya di korea..

- Lee Young Na POV -

~ Pyuhngsaeng gyuhte isseulge (I do) Nuhl saranghaneun guhl (I do) Nungwa biga wado akkyuhjumyuhnsuh (I do) nuhreul jikyuhjulge (I do) ~

“ ini masih terlalu pagi untuk menelpon” aku mengomel saat mengangkat telepon

“yoboseo?”

“kau belum bangun? Sudah jam berapa ini? Kau mau menghabiskan hari terakhirmu dikorea hanya untuk tidur?” seseorang mengomel diseberang telepon. Aku langsung melihat layar teleponku dan terdapat nama ‘my sungmin oppa’. Seketika aku langsung bangun dari tidurku. Kantukku lenyap seketika.

“ne?mworago?..mianhae..oppa.. tapi ini masih jam 8 pagi oppa..”aku kelabakan sendiri. Oppa menelponku pagi-pagi bukan hal yang sering dilakukan seorang lee sungmin.

“oppa menunggumu sarapan dibawah. Langsung mandi!Palliwa!” telepon terputus. Aku masih terdiam. Mencerna setiap kata yang baru saja aku dengar.

‘Mwo?oppa ada disini?’ aku melompat dari tempat tidur dan langsung keluar kamar untuk memastikan apa yang tadi saja aku pikirkan. Dan memang benar. Sungmin oppa ada disini! Dirumah ini! Aku langsung menuruti perintah. Setelah selesai mandi aku langsung turun dengan terburu-buru. Entahlah. Aku seakan takut oppa tiba-tiba berubah pikiran dan pergi sebelum aku menemuinya.

“bisakah tidak berlari-lari dirumah?” aku hanya menjawab dengan senyum. Ini memang kebiasaanku yang tidak pernah bisa hilang. Membuat gaduh. Aku hanya ingin membuat suasana dirumah ini ramai. Dengan aku membuat gaduh, seisi rumah pasti akan mulai mengomel dan aku sangat menikmati suasana seperti itu. Karena aku merasa sangat diperhatikan bila mereka sedang mengomel.

“semuanya sudah siap?kalo masih ada yang kurang, oppa akan menemanimu membelinya” aku tersedak saat oppa mengatakan hal itu.

“mwo? jinjaro oppa?oppa akan menemaniku hari ini?” aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar. Tapi perasaan khawatir ini muncul lagi..

“Ne… Lee young na..” oppa meneruskan makannya

“arraseo! Kalo begitu oppa harus memakai kostum yang sudah aku siapkan” oppa menatapku aneh

“kostum?apa maksudmu? Oppa pakai pakaian ini saja!”

“ahjussi… bisa tolong ambilkan pakaian sungmin oppa?” ucapku dengan memberi kedipan mata pada pelayan yang sudah aku anggap pamanku sendiri ini. Dan ahjussi mengangguk tanda mengerti.
Ahjussi kembali dengan membawa semua yang memang dari dulu sudah aku siapkan. Aku lupa sudah aku siapkan dari kapan pakaian ini. Aku sangat ingin jalan dengan oppa ku. Tapi tidak dengan Lee sungmin Super junior. aku ingin jalan dengan oppaku yang aku kenal sebelum debut sebagai super junior. yang tidak dikenal oleh siapapun. Sekarang didepan sungmin oppa sudah ada kaos, jaket, penutup mulut dan kacamata yang sewaktu SMA pernah oppa pakai.

“Ya!! iko mwoya? Andwae! Oppa tidak akan memakainya. Oppa akan tetap memakai pakaian ini”

“oppa…aku hanya mau jalan denganmu tanpa seorangpun tau oppa adalah anggota super junior” aku memang sangat tidak suka ada orang lain yang memperhatikanku selain keluargaku sendiri. Aku tidak suka orang lain tau aku adik lee sungmin dan anak dari pengusaha sukses Lee.

“memangnya kenapa? Aku tinggal bilang lewat cyworld kalau kau adikku. Semuanya beres” aku terdiam. Kembali menghabiskan makananku yang masih tersisa. Aku tidak pernah bisa memaksa oppa.

“arraseo…arraseo…oppa akan memakainya” aku tersenyum dan oppa pergi untuk mengganti pakaiannya.

‘tuhan…bila kau bisa menghentikan waktu ini…tolong hentikan waktunya sekarang…agar aku bisa terus merasa sebahagia ini…’ pintaku dalam hati

Aku memilih berbelanja pakaian musim dingin di Lotte mall. Mulanya aku masih menikmati hang out bareng oppa karena memang ini pertama kalinya aku jalan dengannya setelah ia debut. Oppa sudah menyamar dengan sangat rapi dan aku pun ikut-ikutan menyamar untuk menghindari kemungkinan terburuk. ELF masih mengenali sungmin oppa. Dan benar saja. Keadaan tidak sesuai seperti yang aku harapkan…

Sekarang semua orang sedang menatapku dan oppa.

“oppa..aku mohon bawa aku keluar dari tempat ini…” aku meminta dalam hati..

oppa membawaku ke sebuah restaurant untuk meghindari ELF tapi ternyata sekarang mereka sudah mulai mengerubungi restaurant dan bersiap dengan HP berkamera di tangan mereka. Aku sudah mulai pusing. Aku benar-benar tidak ingin mereka tau siapa aku.

“pakai jaket oppa! Tutupi kepalamu dengan tudung kepala. Kita keluar dari restaurant ini sekarang.” Sungmin oppa menaruh jaket dibadanku yang sekarang seperti hilang akal karena aku hanya bisa diam. Oppa mendekatkan mukanya pada mukaku dan memegang pipiku

“gwencanayo.. oppa tidak akan pernah bilang bahwa kau adalah adikku. Sekarang kita harus pergi.” Oppa meraih tanganku dan aku hanya menyembunyikan wajahku layaknya seorang tahanan. Aku benar-benar takut. Tanpa kusadari oppa sudah merangkul pundakku. Mendekatkan tubuhku dengannya saat akan melewati ELF yang sudah siap dengan kameranya. Aku mendengar teriakan nama oppa dan tentu saja mereka semua bertanya ‘nuguseyo oppa??itu yeoja chingumu?” wajahku benar-benar pucat sekarang.
Aku dan oppa berlari kecil untuk menghindari serbuan ELF dengan oppa masing merangkulku erat. Sesampainya di mobil aku masih tidak bisa berkata apa – apa.

“gwencana??Ya! Lee young na…gwencana?” aku hanya menjawab dengan anggukan.

- lee sungmin POV-

“sial! Kenapa mereka masih mengenaliku??”aku sekarang menuju ke sebuah restaurant untuk menghindari tatapan-tatapan curiga padaku dan Young na. benar saja penyamaranku gagal karena sekarang diluar restaurant sudah sangat banyak orang yang memandangku dan gadis yang sekarang berada didepanku.

Young na terlihat sangat takut. Dia terus menundukan wajahnya menghindari sorotan mata mereka dengan rambut panjangnya yang sekarang tergerai. Aku sangat ingin bertanya padanya kenapa dia sangat takut orang lain tau bahwa dia adalah adik seorang lee sungmin. Dia tidak jelek. Seperti member super junior bilang dia malah sangat cantik. Tapi aku mengurungkan niatku karena sekarang gadis didepanku benar-benar seperti mayat hidup. Wajahnya sangat pucat. Aku menaruh jaketku padanya dan menyuruhnya memakai tudung kepala di jaketku. Aku memegang tangannya yang sekarang sangat dingin. Aku menggandengnya keluar dari restaurant tapi sepertinya akan sangat tidak aman bila seperti ini. Akhirnya aku memutuskan untuk mendekatkan tubuhnya denganku agar aku bisa benar-benar melindunginya. Aku bisa mendengar mereka menyebut-nyebut namaku dan bertanya siapa gadis yang sekarang aku peluk ini. Aku hanya bisa menjawab mereka dengan senyuman.

Sesampainya di mobil, Young na masih tidak berbicara. Dia masih sangat shock. Setelah di mengangguk dan mengatakan dia tidak apa-apa aku memutuskan untuk langsung pulang. Aku sama sekali tidak memikirkan omelan manajer nanti karena kejadian ini. Aku hanya ingin melindungi adikku. Setidaknya sebelum dia pergi ke Amerika.

Aku membantunya berkemas dikamarnya. Kamarnya masih tetap sama. Berwarna pink dengan semua stuff yang juga dominant pink. Ini lah salah satu alasan mengapa aku juga menyukai warna pink. Karena young na juga sangat suka warna pink. Setiap melihat warna pink, yang ada dipikiranku hanya Young na. dan setiap melihat warna pink, aku juga merasa Young Na sedang memikirkan ku.

~ Pyuhngsaeng gyuhte isseulge (I do) Nuhl saranghaneun guhl (I do) Nungwa biga wado akkyuhjumyuhnsuh (I do) nuhreul jikyuhjulge (I do) ~

telepon young na berdering. Dia memakai nada dering Marry You pada lyric yang dinyanyikan olehku.

“yoboseo? Ah… omma..” wajahnya riang saat menerima telepon ini. Tapi sedetik kemudian wajahnya berubah muram

“ah… arraseo omma.. gwencana.. aku besok akan diantar ahjussi..ne, omma.. saranghaeyo omma…appa…” dia menutup teleponnya.

“waegereyo??”

“omma dan appa tidak bisa mengantarku besok. Rencananya omma akan pulang hari ini tapi ternyata appa akan bertemu klien di China dan omma tidak tega bila harus meninggalkan appa mengurus semuanya sendiri.”

‘sial!! Dan aku besok juga tidak bisa mengantarnya!’ aku mengutuk diriku sendiri.

“Bukankah oppa besok akan ke China juga? Aku melihat schedule super junior via internet kemarin” omongan young na membuyarkan lamunanku. aku terdiam. Sekali lagi aku mengecewakannya

“Ne..oppa besok harus berangkat dan jamnya keberangkatannya ternyata juga sama dengan pesawatmu. Mianhae Young na…” aku sekarang melihatnya yang duduk disamping tempat tidurnya. Diam. Menghentikan aktivitas berkemasnya.

“gwencana oppa..” aku mendengar nada kecewa dikata-katanya. Tapi aku benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa.

‘aku benar-benar bukan oppa yang baik untukmu Young na..jongmal mianhae..’ kata-kata itu tersendat di tenggorokanku.

Jam 9 pagi aku dan member super junior yang lain sudah berada di bandara. Seperti biasanya ELF juga sudah stand by disana. Tapi kali ini perhatian mereka lebih kepadaku. Akibat insiden kemarin, ELF masih penasaran siapa yeoja yang bersamaku. Aku hanya menulis ‘aku sedang bersedih…sekarang aku single lagi…kita putus’ di Cyworld ku. Biarlah mereka berspekulasi siapa mantan pacarku daripada berspekulasi siapa adikku.

Aku melambaikan tanganku pada ELF sesaat sebelum benar-benar pergi tapi pandangan mataku terhenti di dua sosok yang sekarang sedang berpelukan.

“Young Na!!dengan siapa dia? itu bukan ahjussi!! Ah!!sial aku tidak bisa mendekatinya!! Dan namja itu kenapa seperti menyamar?pakaiannya sangat tertutup dengan topi, kacamata dan masker!” sesaat aku terus menatap mereka. Aku benar-benar ingin tau siapa namja itu tapi berarti sama saja aku membunuh adikku sendiri.

“siapa namja itu?aku tidak pernah tau Young Na punya pacar! Anii.. dia bahkan tidak pernah punya teman dekat! Haaaiiisssh… situasi ini membuatku gila!”pikiranku benar-benar kalut.

“Hyung..palliwa..kita harus sudah pergi” Ryeowook menyenggol tanganku tanda memperingatkan.
-to be continued-

No comments:

Post a Comment

what are you thinking about me???